Usai Polisi Tangkap Bjorka 'Palsu', 341 Ribu Data Pribadi Anggota Polri Disebar Gratis

Genderang perang siber kembali ditabuh oleh hacker misterius 'Bjorka' dan kali ini serangannya ditujukan langsung ke jantung lawannya yaitu Kepolisian Republik Indonesia.

Sebagai sebuah "serangan balik" yang telak atas penangkapan pria berinisial WFT di Minahasa yang diklaim sebagai dirinya.

Bjorka yang 'asli' kini membocorkan data pribadi 341.000 personel Polri secara gratis ke publik.

Aksi ini seolah menjadi pembenaran telak atas keraguan yang sebelumnya disuarakan oleh para pakar keamanan siber.

"Polisi mengklaim menangkap Bjorka, padahal yang ditangkap itu cuma faker alias peniru", tulis pakar siber Teguh Aprianto di akun X-nya.

Bjorka yang asli tampaknya ingin membuktikan bahwa ia masih bebas berkeliaran dengan cara yang paling memalukan bagi aparat penegak hukum.

Data yang diunggah pada sabtu (4/10) itu berisi informasi yang cukup sensitif, mencakup nama lengkap, pangkat, satuan tugas, hingga nomor ponsel dan alamat email pribadi anggota Polri.

Meskipun dari hasil penelusuran data tersebut merupakan data lama dari periode 2016-2017, kebocoran ini tetap menjadi sebuah pukulan telak yang menunjukkan betapa rentannya keamanan data internal kepolisian.

Insiden ini kembali menyoroti dua hal penting.

Pertama, lemahnya tata kelola data di institusi² negara yang terus-menerus menjadi "lumbung" empuk bagi para peretas.

Kedua, misteri tentang siapa sebenarnya sosok "Bjorka" yang asli, yang pernah membocorkan data KPU hingga data kartu SIM, masih jauh dari kata terpecahkan.

Penangkapan "Bjorka palsu" di Minahasa ternyata bukan akhir dari cerita, melainkan hanya awal dari babak baru yang lebih panas dalam saga peretasan ini.